Asal Usul Dibalik Nama Desa Saren
admin | 19 Maret 2024 | 888
SRAGEN – Hari Ketiga pelaksanaan dhuhur keliling pada Safari Ramadhan kali ini Selasa (19/3/2024) bertempat di Masjid Darussalam Dukuh Plawar Desa Saren Kecamatan Kalijambe. Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati hadir untuk bersilaturahmi dengan masyarakat Desa Saren didampingi Kepala OPD Kabupaten Sragen.
“Tahun ini Insha Allah, bulan desember, Ibu sudah purna. Jadi hari ini adalah Safari Ramadhan Ibu yang terakhir. Saya mohon doa restunya, agar nanti diakhir masa jabatan saya selesai dengan baik. Selanjutnya saya berharap warga masyarakat dapat memilih Bupati yang dapat meneruskan Pembangunan Kabupaten Sragen.”ujar Bupati yang akrab disapa mbak Yuni itu.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Yuni sempat penasaran dibalik makna nama Desa Saren kepada warga dukuh Plawar. Dirinya sempat berpikir bahwa nama saren adalah nama makanan jadul dan saren dalam bahasa jawa artinya darah.
“Kenapa ada nama desa dinamakan Saren. Saya tanyakan kepada Bapak Asisten II. Setahu saya saren itu adalah nama makanan jaman dahulu yang digoreng untuk lauk yang berasal dari darah ayam. Tapi sekarang makanan itu sudah tidak lazim lagi untuk dimakan.”terangnya.
Kemudian, Bupati menawarkan kepada warga apakah ada yang mengetahui asal usul nama desa tersebut diberi nama Saren. Ia berjanji akan memberikan hadiah bagi warga yang bisa menjawab.
Salah seorang warga bernama Widodo memberikan keterangan didepan Bupati Yuni dan ratusan warga masyarakat bahwa menurut Sejarah dari para leluhurnya pada jaman dahulu desa Saren ini merupakan pusat pertempuran pada jaman penjajahan Belanda.
“Menurut cerita simbah saya Saren ini tempat perang pribumi melawan penjajahan Belanda. Banyaknya tentara Belanda dan tentara pribumi yang berguguran dan ada banyak sekali ceceran darah diman-mana. Sehingga desa ini dinamakan desa Saren.”terangnya.
Dikesempatan terpisah, Widodo yang seorang guru olahraga SD Keden 3 itu menambahkan jika di Desa Saren merupakan gudangnya pejuang Muslim salah satunya adalah seseorang yang bernama Kyai Shodiq (lurah pertama di Saren) yang sangat disegani oleh masyarakat Saren.
“Kyai Shodiq dan para pejuang pribumi berjuang dan bertempur melawan penjajahan Belanda. Banyak sekali pejuang kita yang meninggal dunia membela bangsa ini. Disebelah timur kami ada blumbang (sekarang dukuh blumbang)kemudian ditutupi gedeg dan dedaunan yang dipakai sebagai perangkap untuk para penjajah sehingga mereka tercebur didalam blumbang.”katanya.
Ia mengatakan usai pertempuran dengan Belanda, banyak sekali darah berceceran terutama di sepanjang jalan sehingga dinamakan saren atau getih (darah).
Dijelaskannya, nama dukuh plawar juga memiliki cerita unik yang berasal dari kata flower yang artinya bunga. Dikarenakan orang desa saat itu tidak bisa mengucapkan flower akhirnya menjadi plawar yang maksudnya adalah bunga bangsa yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Selanjutnya atas kisah Widodo atas Sejarah asal usul Desa Saren dan tentang perjuangan para pejuang dari Desa Saren tersebut, Bupati memberikan hadiah Istimewa berupa sepeda gunung.
Selain bersilaturahmi dan membagikan sembako sebanyak 627 paket sembako dari Baznas Sragen untuk warga desa Saren, Bupati dan Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Untung Wibowo Sukowati serta Anggota DPRD Kabupaten Sragen Wulan Purnama Sari juga mengunjugi warga desa Gedongan Kecamatan Plupuh di Masjid Ihya Ulumudin dan membagikan sembako sebanyak 776 paket sembako dari Baznas Sragen.
Penulis : Mira_Diskominfo
Editor : Yuli_Diskominfo