Image Not Available

Sukses Budidaya Bunga Krisan, Mugiyarsi Ajak Generasi Milenial Tak Malu Jadi Petani


admin | 27 Maret 2023 | 1586

SRAGEN -  Menjadi petani bunga di wilayah Kabupaten Sragen nampaknya tidak mudah. Meski tanaman bunga bisa tumbuh sepanjang masa, cuaca tetap jadi faktor utama.

Seperti bunga krisan, salah satu tanaman hias yang mampu tumbuh sepanjang tahun. Selain bisa digunakan sebagai pembersih udara di dalam ruangan, bunga ini sering dipakai untuk hiasan dekorasi pernikahan.

Bicara tentang bunga krisan, salah satu petani yang sukses mengembangkan usaha bunga krisan di Kabupaten Sragen adalah Mugiyarsi (40 tahun).

Berbekal semangat pantang menyerah, Wanita asal Dukuh Cengklik RT 03, Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo ini sudah menggeluti usaha budidaya bunga krisan sejak tahun 2011 lalu.

"Awalnya dulu saya bekerja di florist Bogor, Jawa Barat selama 7 tahun. Setelah itu saya pulang ke Sragen dan sempat juga buka usaha florist di daerah Ngargoyoso, Karanganyar selama 2 tahun. Namun karena ada kendala sewa kiosnya, lalu saya putuskan untuk mencoba menjadi petani Bunga Krisan," terang Mugiyarsi kepada Diskominfo Sragen, Jumat (17/2/2023) disalah satu greenhousenya di Desa Sukorejo, Sambirejo.

Berkat keuletannya, kini Yarsi sapaan akrabnya sudah mempunyai 3 greenhouse yang dikelola bersama 2 kakaknya. Ketiga greenhouse itu luasnya 500 meter persegi, 1.200 meter persegi dan 1.000 meter persegi.

"Untuk greenhouse di Kampung Serandu, Desa Sukorejo dan Dukuh Grompol khusus saya tanami bunga krisan dengan 3 varietas, ada krisan warna putih, kuning dan pink. Kalau dilahan satunya yang luasnya 1.000 meter persegi saya tanami pikok (bunga kecil – kecil) sebagai filer, dan daun – daun untuk keperluan dekorasi wedding," ujarnya.

Mugiyarsi mengaku secara teori lahan yang ditanami bunga krisan belum masuk untuk ditanami bunga krisan. Karena teorinya ketinggian tempat harus 700 – 900 mdpl. Sedangkan dilahannya itu, ketinggiannya hanya 400 mdpl.

"Jadi, lumayan berfikir dan penasaran masak gak bisa ditanami disini. Satu greenhouse ditanami semua varietas, nanti yang bisa ditanami apa disini, ternyata warna – warna dasar putih, kuning, pink bisa disini. Meskipun untuk warna pink nya kurang pekat tidak seperti di dataran tinggi," kata Mugiyarsi.

Meski demikian, Ia menyebut ada kelebihan dari bunga krisan ditempatnya. Yakni, batang tanaman dan tangkainya lebih kuat dibandingkan tanaman yang ditanam di dataran tinggi.

Masa tanam bunga krisan hingga panen sendiri mulai umur 100 – 105 hari, biasanya sampe 120 hari atau 4 bulan habis terjual. Sementara bibit tanaman bunga krisan diambilnya dari Bandungan, Ambarawa, Jawa Tengah.

Tidak hanya dari Sragen, konsumen bunga krisan dan tanaman lain yang ditanamnya itu berasal dari Karanganyar (Jawa Tengah), dan daerah di Jawa Timur seperti, Ngrambe, Jogorogo, Madiun dan Magetan.

Satu ikat bunga krisan dihargai mulai dari Rp. 25 ribu - Rp. 35 ribu per bungkus tergantung musim. Satu harinya Mugiyarsi mampu menjual rata – rata 1.700 - 1.800 bungkus.

Dari hasil penjualan tersebut, Omzet yang diraih dari tiga lahan itu bisa mencapai Rp. 15 juta - Rp. 20 juta per bulannya.

Mugiyarsi juga mengaku teknik proses penanaman bunga krisan cukup mudah. Menurutnya, saat budidaya krisan itu yang utama adalah kondisi cuaca. Pasalnya, jika kondisi kebun terlalu panas, maka warna bunga krisan itu sendiri bisa pudar.

"Kalau malam hari, umur 0 – 30 hari harus ada penyinaran. Tapi kalau masalah penyiraman, pemupukan dan penyiangan rumput secara instink naluri petani pasti tahu. Lebih mudah ini dibanding cabe karena ini didalam rumah naungan kalau cabe diluar," urai Yarsi.

Yarsi mengakui jika membuka usaha di dunia pertanian merupakan hal yang menarik. Apalagi saat ini masihterbatasnya lapangan pekerjaan sehingga pengangguran meningkat. Agribisnis menjadi solusi yang baik mengatasi hal tersebut.

"Banyak anak muda jaman sekarang lebih tertarik bekerja di kantor, kerja di ruang yang sejuk.  Oleh sebab itu untuk terjun ke dunia pertanian tidak ada minat. Oleh sebab itu  saya ajak anak muda yang lain jangan takut menjadi petani, kesempatannya masih terbuka lebar," pesannya.

Penulis : Miyos_Diskominfo