Bupati Yuni Ajak Remaja Putri Rutin Minum Tablet Tambah Darah
admin | 27 Juli 2023 | 169
SRAGEN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen memiliki program dalam menekan stunting sejak dini.
Untuk mengimplementasikannya, Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati gencar mengajak remaja putri yang masih duduk di bangku sekolah rutin minum tablet tambah darah.
Melalui program Aksi Bergizi, Pemkab Sragen mengajak seluruh remaja putri yang merupakan calon ibu bersama-sama membiasakan minum tablet tambah darah (TTD). Rabu (26/7/2023), Bupati perempuan pertama di Kabupaten Sragen itu mengampanyekan ‘Aksi Bergizi’ di Aula SMA Negeri 2 Sragen.
Aksi Bergizi, merupakan salah satu program pencegahan stunting dari Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Sebanyak 4,8 juta tablet tambah darah didistribusikan ke sekolah-sekolah mulai dari siswi - siswi SD, SMP hingga SMA sederajat serta ke 25 Puskesmas di Kabupaten Sragen.
Bupati Yuni menyampaikan program minum tambah darah dilakukan serentak di SMAN 2 Sragen diikuti ratusan siswi sekolah setempat, SMAN 3 Sragen, dan SMK PGRI Sragen.
Bupati Sragen yang juga berlatarbelakang dokter ini menyarankan minum tablet tambah darah harus rutin dilakukan setiap satu minggu sekali karena satu dari empat remaja itu berisiko anemia.
"Artinya, 25% remaja putri itu berisiko anemia karena menstruasi. Untuk pencegahannya maka ada gerakan minum tambah daerah. Kadang anak-anak itu dikasih gratis saja tidak mau minum. Maka saya datang untuk memotivasi mereka agar rutin minum. Ini program jangka panjang untuk pencegahan stunting," jelasnya.
Kepala Dinkes Sragen, dr. Udayanti Proborini, menjelaskan melalui kampanye Aksi Bergizi ini diharapkan para remaja putri untuk jangka panjang tidak berisiko melahirkan bayi stunting.
"Pola hidup sehat bagi remaja perempuan itu memang dimulai sejak dini. Remaja putri saat mestruasi itu harus dibarengi dengan minum tamblet penambah darah supaya tidak kekurangan darah atau berisiko anemia. Risiko anemia ini berpotensi saat melahirkan nantinya juga berisiko stunting," ujarnya.
dr. Udayanti mengatakan tablet tambah darah itu dikirim ke sekolah-sekolah mulai dari jenjang SD sampai SMA/SMK.
Menurutnya siswi SD menjadi sasaran pemberian tablet tambah darah karena sebagian dari mereka sudah mengalami menstruasi. Terutama siswi kelas V-VI. Jadi, program ini memang efeknya jangka panjang, yakni beberapa tahun ke depan.
Penulis : Miyos_Diskominfo
Editor : Yuli_Diskominfo