Image Not Available

PDAM Tirtonegoro Sragen Komitmen Naikkan PAD Tahun 2023


admin | 18 Juni 2023 | 483

SRAGEN – Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirtonegoro Kabupaten  Sragen berkomitmen menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tahun 2023 dengan mengupayakan pencapaian laba  walaupun harus melakukan efisiensi agar perusahaan terus berjalan.

Hal tersebut diungkapkan Dirut PDAM Tirtonegoro Hanindya Heru Prayitno disela-sela kegiatan Pelatihan Motivasi yang dihadiri oleh seluruh karyawan dan karyawati PDAM Sragen di Ndayu Park Sabtu siang (17/6/2023).

“Tahun lalu kita sudah menaikkan PAD, dan tahun ini  kita juga komitmen naik dan tidak boleh turun. Tahun lalu PAD kami Rp 2,7 milyar dan tahun ini komitmen kami menjadi Rp 2,85 milyar.”terang Hanindya.

Walaupun diakunya tantangan-tantangan yang dihadapi saat ini termasuk tantangan terberat seperti tantangan eksternal yaitu banyaknya pembangunan Pamsimas  melalui  pokok pikiran (pokir) atau dana aspirasi DPRD.

“Kami lakukan pendekatan. Aturannya jelas untuk pamsimas tidak boleh beroperasi di wilayah PDAM. Jika komitmen sudah kita pegang bersama, maka Pamsimas beroperasi di wilayah luar PDAM.”ujarnya.

Namun menurut Hanindya tidak menutup kemungkinan berkolaborasi dengan DPRD  seperti pihaknya dapat melakukan pengelolaan dana aspirasi dengan begitu program air bersih tetap dapat berjalan dan tidak merugikan masyarakat.

Jumlah pelanggan PDAM sekitar 70.600 sambungan dan baru bisa melayani 19 kecamatan. Saat ini hanya Kecamatan Miri yang belum terlayani.

“Kami sedang melakukan visibilities study atau study kelayakan dari partner kami PT. Oasen dari Belanda untuk pengolahan air Waduk Kedung Ombo. Di Miri nanti di beberapa desa akan menggunakan sumur dalam meskipun debit airnya kecil. Kita akan berhitung investasi untuk jangka panjangnya. Meskipun dari sisi bisnis kurang menjanjikan kami akan lebih mengarah memberikan pelayanan kepada masyarakat”imbuhnya.

Penggunaan air di Kabupaten Sragen, Hanindya mengungkapkan hampir 95% diambil dari sumur dalam, sedangkan 5%-nya mengambil air permukaan dari sumber air Gumeng (Karanganyar). Sumber air baku dari sungai maupun waduk belum dikeloala karena setelah dilakukan visibilities study biayanya jauh lebih besar.

“Setelah dilakukan visibilities study di WKO banyak sekali kotoran dari keramba sehingga tidak layak untuk dikelola air bersih. Untuk itu banyak kita lakukan air sumur dalam. Jika tidak tercapai FCR (Full Cost Recovery) akan dilakukan subsidi silang dari selatan bengawan ke utara bengawan solo.”ujarnya.

Selanjutnya untuk menghadapi tantangan internal yaitu menurunnya kinerja para karyawan yang bekerja saat di lapangan maka pihaknya memberikan motivasi untuk meningkatkan semanagat karyawan tersebut agar etos kerja perusahaan semakin baik lagi.

 

Penulis  :  Mira_Diskominfo

Editor    :  Yuli_Diskominfo

Berita Terbaru

Top