Pelaku Seni Sragen Perlu Kembangkan Kreativitas
admin | 18 Oktober 2023 | 459
SRAGEN – Seni pertunjukan merupakan karya seni yang memiliki nilai-nilai tertentu yang dapat mempresentasikan unsur budaya yang estetik yang sesuai dengan perkembangan jaman.
Menghadapi perkembangan jaman dan tantangan di era globalisasi seperti sekarang perlu disiapkan sebuah kreativitas seni dari para pelaku seni untuk mengembangkan dan melestarikan budaya sehingga menjadi daya tarik seni pertunjukan khususnya seni yang mengangkat budaya lokal.
Untuk itu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen menyelenggarakan Diklat yang diperuntukkan bagi Pelaku Seni di Kabupaten Sragen yang dilaksanakan selama dua hari Rabu dan Kamis mulai 18-19 Oktober 2023 yang bertempat di Gedung KPRI Sragen.
Selain dihadiri oleh seniman dan seniwati Sragen hadir pula sebagai narasumber seniman tari dan koreografer Mugiyono Kasido dan Eko Supriyanto yang juga seniman tari, koreografer dan seorang dosen ISI Surakarta.
Kedua seniman tersebut namanya telah memiliki reputasi secara Internasional dan telah melakukan kolaborasi dengan seniman-seniman mancanegara.
“Seni pertunjukan seni dan budaya tidak hanya berupa tarian namun juga bagaimana menata panggung, kostum, rias, serta musiknya agar menjadi satu kesatuan yang berkesinambungan.”terang Johny Adhi Aryawan selaku Ketua Panitia Diklat Pelaku Seni.
Ia menjelaskan jika pertunjukan seni melibatkan tim dan kolaborasi yang baik antar seniman dan pelaku seni profesioanal lainnya.
Sementara Mugiyono Kasido dalam kesempatan ini menyampaikan materi tentang Khasanah Tradisi sebagai Sumber Inspirasi menyebutkan jika didalam sebuah tarian mampu menciptakan sebuah gerakan yang menyerap lingkungan disekitarnya.
“Bentuk karya tari saya itu lebih berakar dari seni tari tradisional. Kemudian saya kembangkan kedalam bentuk kontemporer. Menari itu harus cerdas jadi tubuh itu harus bisa mencerna keadaan yang ada disekeliling kita.”
Dikatakannya dalam tari harus menciptakan sebuah gerakan yang berkonsep. Inspirasi tarian bisa datang dari mana saja ataupun peristiwa kekinian yang tengah terjadi seperti keadaan politik, sosial, ekonomi, kehidupan budaya keraton, maupun candi.
Mugiyono merupakan lulusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia atau STSI (sekarang Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, sejak kecil sudah tidak asing dengan dunia seni, sehingga tarian, gamelan dan tembang jawa sangat melekat dikehidupan sehari-harinya.
Karirnya sebagai koreografer menghantarkannya melancong di berbagai negara untuk memperkenalkan tarian dalam kaos. Dalam tarian itu dipadukan berbagai macam gerakan tari yang memiliki makna.
Kedepan ia berharap generasi muda bisa meneruskan potensi seni yang ada didalam dirinya. Perlunya mengembangkan dan membangkitkan potensi seni sehingga memberikan manfaat didunia pertunjukan.
“Kita memiliki khasanah budaya yang sangat luas. Sehingga bagaimana kita menyerap tradisi kedalam peristiwa kekinian. Melalui seni kita merawat warisan budaya. Saya ingin anak muda juga bisa go internasional menampilkan karya-karya dan mengikuti festival di luarnegeri.”harapnya.
Usai mendapatkan ilmu dari para narasumber, seluruh peserta diklat berkesempatan dihibur sebuah sajian tari berbasis sejarah Pre History Sangiran dengan harapan umtuk memantik ide kreatifitas seniman dalam menciptakan sebuah karya berdasarkan warisan budaya di desanya masing-masing.
Penulis : Mira_Dsikominfo
Editor : Yuli_Diskominfo