Bupati Yuni Ajak Remaja Peduli Kesehatan Reproduksi
admin | 18 Nopember 2023 | 95
SRAGEN - Pemahaman Pendidikan Kesehatan reproduksi bagi anak-anak remaja harus diberikan sejak dini karena usia remaja dinilai belum memilki kestabilan mental, serta memiliki keingintahuan yang lebih besar dan minim pengetahuan yang berakibat membawa mereka ke hal-hal yang negatif.
Hal itu disampaikan Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati dalam kegiatan Bupati Mengajar didepan ratusan siswa-siswi SMK di tiga sekolah wilayah utara bengawan Sragen yang berpusat di halaman SMK Negeri 1 Mondokan Kamis (16/11/2023). Sekolah-sekolah itu antara lain SMK Negeri 1 Mondokan, SMK Negeri 1 Sukodono dan SMK Negeri 1 Gesi.
Tidak hanya para guru, seluruh siswa-siswi yang hadir sangat antusias menyimak setiap materi yang disampaikan oleh orang nomor satu di Kabupaten Sragen itu.
“Kalian sedang dalam masa peralihan. Yang awalnya seorang anak menjadi dewasa melewati yang namanya masa remaja. Ada yang namanya masa pra pubertas yaitu usia 10-13 tahun, masa pubertas usia 13-16 tahun dan remaja usia 17-19 tahun. Kemudian diusia 19 tahun keatas sudah memasuki remaja akhir.”terang Bupati.
Dikatakannya, diusia pubertas remaja mulai mengalami perubahan tidak hanya fisik biologis namun disertai pula perubahan psikologis. Biasanya remaja mengalami situasi yang berbeda seperti mood yang berubah-ubah kadang sedih, cemas dan marah.
“Saat kalian sedang mencoba memahami apa yang terjadi terhadap diri sendiri, kalian juga mengalami perubahan fisik yang nyata. Jika seorang remaja perempuan makan akan mengalami menstruasi, pinggul melebar, dan payudara membesar. Sementara seorang remaja pria akan ada jakun, tumbuh kumis dan jenggot kemudian akan mengalami mimpi basah yaitu keluarnya cairan sperma secara tidak sengaja saat tidur.”ungkapnya.
Ia menjelaskan perubahan fisik yang timbul tersebut merupakan tumbuhnya organ reproduksi pada remaja. Sehingga pemerintah menetapkan usia pernikahan pada seorang perempuan adalah 21 tahun dan usia pernikahan pria adalah 24 tahun agar secara fisik dan psikologis telah siap.
“Jika usia 15 tahun telah melakukan pernikahan dini otomatis organ reproduksinya belum siap. Usia 21 tahun dianggap telah siap dan pada saat mengandung rahim dan panggul pun sudah siap.”urainya.
Selain itu usia remaja yang belum matang akan beresiko organ reproduksi belum siap sehingga panggul sempit akan menyebabkan perdarahan yang hebat dan mengakibatkan calon ibu meninggal dunia. Jika bayi berhasil dilahirkan akan beresiko berat badan lahir rendah dengan resiko prematur.
Bupati menambahkan, dengan melakukan seks pra nikah juga akan rentan terhadap penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, Sifilis, Gonore, Trikomoniasis yang berisiko mengakibatkan kematian.
“Jadi jangan coba-coba hal-hal yang sekiranya akan merusak masa depan kalian. Cara masuk virus HIV yaitu melalui darah, jarum suntik dan hubungan seksual. Hubungan seksual bisa antara laki-laki dan perempuan ataupun antara laki-laki dan laki-laki. Kemudian melalui seorang ibu yang terinfeksi HIV kepada bayinya pada saat hamil ataupun menyusui.”imbuhnya.
Oleh karena itu Ia meminta agar para siswa-siswi jika akan melakukan hal negatif tersebut harus dipikirkan dengan akal sehat. Saat ini tidak hanya perempuan yang beresiko terhadap penyakit menular seksual namun laki-laki pun sangat rentan akan penyakit menular seksual.
Dalam kesempatan itu, selain memberikan materi Bupati Yuni memberikan hadiah menarik kepada siswa-siswi yang berhasil menjawab pertanyaan seputar kesehatan reproduksi.
Penulis : Mira_Diskominfo
Editor : Yuli_Diskominfo