Pameran Pindik 2024 : Memupuk Semangat Kreatif, Inovatif dan Berbudaya


admin | 14 Mei 2024 | 458

SRAGEN – Semangat berinovasi selalu digaungkan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen. Hal itu tidak lepas dari motivasi Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang mewajibkan Satu OPD Satu Inovasi.

Gelaran Pameran Inovasi Pendidikan (Pindik) 2024 dihelat Senin (14/5/2024) di Gedung SMS Sragen dalam rangka memeriahkan hari Jadi Kabupaten Sragen ke-278 oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, diikuti oleh sekolah-sekolah se-Kabupaten Sragen yang merupakan sarana atau ajang potensi inovasi sekolah yang menjadikan guru dan siswa kreatif, inovatif dan berbudaya.

Ratusan siswa-siswi mulai dari Paud, TK, SD, SMP hingga SMA sangat antusias untuk mengunjungi pameran yang tidak hanya menyuguhkan berbagai inovasi sekolah namun anak-anak tersebut mengikuti berbagai gelaran festival seni serta menikmati aneka produk kuliner dan UMKM serta mengunjungi bazar buku.

Beberapa stand pameran berlomba-lomba menghadirkan beragam inovasi-inovasi yang dihasilkan sekolah sebagai wujud peningkatan kualitas Pendidikan di Kabupaten Sragen.

Salah satu sekolah SMP Negeri 3 Satu Atap Sambirejo merupakan bukti nyata keberhasilan dalam menghasilkan sebuah inovasi yang disebut Aplikasi Sapari. Untuk menghadapi tantangan kedisplinan siswa salah satu guru membuat sebuah layanan aplikasi dalam mencatat berbagai pelanggaran siswa yang ternotifikasi oleh sistem aplikasi telegram.

“Jadi aplikasi ini dibuat untuk para guru yang melaporkan pelanggaran siswa melalui aplikasi Sapari. Jadi kita laporkan kepada wali kelasnya. Misalnya siswa kedapatan berambut gondrong. Nanti wali kelas yang akan menindaklanjuti misalnya menegur atau memotong rambut siswa. Hasil laporan tersebut ternotifikasi dalam aplikasi telegram.”ujar Ibu Titik yang merupakan guru TU.

Aplikasi yang sudah ada sejak bulan Februari 2024 ini dikatakannya sangat membantu guru selain untuk penilaian kedisiplinan siswa juga dapat menjadi bukti bagi orangtua saat mengambil rapot karena hasil dari pelanggaran tersebut bisa di simpan maupun di print out.

Disamping layanan aplikasi yang sifatnya beragam, ada pula inovasi penemuan mikroskop digital dari SMP Negeri 1 Sumberlawang. Berawal dari penggunaan mikroskop dalam Pelajaran IPA di laboratorium yang sudah tidak layak, kotor dan berjamur sehingga sulit melihat hasil pengamatan dalam mikroskop.

“Penggunakan HP dalam proses pengamatan mikroskop dapat membantu pembelajaran misalnya pengamatan dalam sel daun dikotil. Murid saya bisa menerangkan gambar dengan lebih jelas, dapat diperbesar atau kita proyeksikan ke layar yang lebih besar.”urai dwi danarko seorang guru IPA kelas 7.

Hasil pengamatan mikroskop melalui HP membuat siswa menjadi semangat belajar khususnya pelajaran IPA. Penggunaan teknologi HP dalam pembelajaran IPA diharapkan bisa mengalihkan perhatian siswa yang tadinya hanya untuk bermain game namun sekarang digunakan untuk media pembelajaran.

Inovasi lain yang juga tidak kalah menarik adalah minuman Kemaruk buatan SMP Negeri 2 Gondang yakni minuman dari campuran daun kemangi dan jeruk nipis ditambah kayu manis dan cengkeh yang menghasilkan minuman hangat nan menyehatkan.

“Ide awalnya disekolah kami banyak tanaman kemangi yang biasanya hanya untuk lalapan saja. Untuk memanfaatkan kemangi akhirnya timbulah ide membuat minuman. Setelah siswa-siswa membuat tester sampai sekarang menjadi produk kami yang dijual dengan harga Rp 5 ribu.”ungkap Martini seorang guru di SMP Negeri 2 Gondang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen Prihantomo menyatakan dalam Pindik 2024 ini sekolah menampilkan salah satu inovasi yang menjadi andalan. Setiap tahun sekolah menampilkan hal-hal yang berbeda. Kedepan Ia meyakini penyeleksian akan lebih ketat lagi sehingga Pindik akan menjadi ajang yang bergengsi dan menampilkan inovasi yang terbaik.

Sementara Bupati Yuni menyampaikan tampilan inovasi Pindik 2024 lebih selektif dari tahun sebelumnya.

“Alhamdullilah, banyak inovasi-inovas baru yang dihadirkan seperti mesin absensi terbaru, waste produk yang hasil akhirnya bisa dijadikan handicraft. Yang jelas kami senang karena buat kami inovasi harga mati.”pungkasnya.

 

Penulis  : Mira_Diskominfo

Editor    : Yuli_Diskominfo

Berita Terbaru

Top