Image Not Available

Peran Kader Posyandu Sebagai Agen Turunkan AKI, AKB Dan Stunting


admin | 01 Nopember 2023 | 1088

SRAGEN - Pemerintah Kabupaten Sragen melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melaksanakan Jambore Kader pos pelayanan terpadu (posyandu) se-Kabupaten Sragen sebagai penggerak di tingkat desa untuk menekan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi/balita (AKB), dan angka stunting.

Jambore posyandu yang diikuti sebanyak 1.607 kader itu berlangsung di Gedung Sasana Manggala Sukowati Sragen, Senin (30/10/2023).

Dalam sambutannya, Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati menerangkan untuk menekan AKI dan AKB diperlukan terobosan serta peningkatan kerja sama lintas sektoral, terutama dalam pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan yang dimaksud, termasuk kader kesehatan yang memiliki peran penting dalam menekan angka AKI dan AKB.

"Peranan kader kesehatan dalam upaya menekan AKI/AKB sangat penting, maka perlu pendampingan untuk memonitoring ibu hamil terutama yang punya risiko tinggi. Sehingga segera dilakukan tindakan yang tepat saat persalinan dan perawatan selama masa nifas," terang Bupati.

Selain itu, Bupati juga menekankan kasus stunting di Sragen yang membutuhkan perhatian serius untuk menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas. Ia juga menyinggung kasus stunting di Sragen yang masih terdapat perbedaan data antara EPPGM dengan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).

Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, dr. Udayanti Proborini mengatakan rangkaian kegiatan jambore itu dimulai dari senam germas, peningkatan pengetahuan kader dengan materi edukasi terkait dengan integrasi layanan primer (ILP) dari Dinas Kesehatan.

"Jambore kader Posyandu ini sebenarnya menjadi rangkaian kegiatan Hari Kesehatan Nasional. Pada jambore itu ditekankan adanya gerakan bersama untuk mengantisipasi AKI, AKB, dan stunting serta sosialisasi terkait dengan integrasi layanan primer," katanya.

Udayanti memaparkan data AKI per September 2023 sebanyak 13 kasus dan AKB sebanyak 64 kasus. Sementara untuk kasus stunting di Sragen, jelas dia, targetnya mengacu pada target pemerintah pusat di 2024 bisa di bawah 14%.

Berdasarkan data entri data di Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), Udayanti menyebut jumlah kasus stunting di Sragen per September 2023 mencapai 10,78%. Artinya, angka tersebut sudah kurang dari 14%.

"Persentase angka stunting itu dari jumlah balita yang ditimbang. Total jumlah balita yang ditimbang per September 2023 sebanyak 50.681 anak. Kemudian untuk AKI dan AKB tahun ini turun bila dibandingkan dengan AKI dan AKB 2022," pungkasnya.

 

Penulis : Miyos_Diskominfo

Editor : Yuli_Diskominfo

Berita Terbaru

Top