Sragen Prehistoric Festival #2 2024 : Ajak Pelajar Jadi Arkeolog Muda dan Pelestari Warisan Budaya


admin | 13 Juni 2024 | 379

SRAGEN – Cara mudah mempelajari pelajaran sejarah bagi siswa pelajar agar tidak bosan adalah dengan melakukan metode pembelajaran yang interaktif dan kreatif.

Untuk itu, sebuah event yang bertajuk Sragen Prehistoric Festival (Festival pra -Sejarah Sragen) yang diinisiasi oleh Bidang Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen adalah dengan mengadakan kegiatan edukatif yang menyajikan materi arkeologi, pra-Sejarah, edukasi museum yang dikemas dengan cara menyenangkan bagi siswa dan guru agar lebih mudah menyerap ilmu pengetahuan.

Sragen Prehistoric Festival pertama kali digelar tahun 2023 dan memperoleh antusiasme dari pendidik/guru dan pelajar, media massa serta masyarakat.

Berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Museum dan Cagar Budaya Kemendikbudristek dan Komunitas Brayat Krajan bertemakan “Archaeo Fun for Youth yang dipilih dalam event Sragen Prehistoric Festival 2024 ini adalah untuk menyambut Hari Purbakala Nasional yang diperingati setiap tanggal 14 Juni.

Komunitas Brayat Krajan ini merupakan sebagai representasi warga Desa Manayarejo Kecamatan Plupuh, dimana desa yang mereka huni menjadi tempat Situs Prasejarah Sangiran.

Kegiatan ini diikuti oleh 90 peserta pelajar dan guru pendamping yang terdiri dari 18 SMP-sederajat dan 3 SMA-sederajat serta 3 orang dari komunitas sejarah di Kabupaten Sragen yang berlangsung mulai 12-13 Juni di Museum Klaster Bukuran Kecamatan Kalijambe.

PLH Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Sukisno menyampaikan Sragen Prehistoric Festival 2024 ini mengadopsi metode belajar interaktif yang telah diterapkan di beberapa negara antara lain Perancis, Ukraina, Cina dan Korea Selatan. Kabupaten Sragen menjadi pionir yang mengawali pola pembelajaran ini.

Sementara Ketua Tim Cagar Budaya Permuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Andjarwati Sri Sajekti mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan metode alternatif untuk belajar cagar budaya, tinggalan pra-sejarah, dan permuseuman. Berbagai materi akan diberikan secara interaktif dan menyenangkan.

“Mereka akan memainkan peran selayaknya arkeolog yang menyidik dan menyelidiki jejak pra-Sejarah. Para guru dilibatkan secara aktif untuk memimpin regu dari para pelajar yang juga selaku arkeolog muda. Dengan begitu ilmu pengetahuan yang kompleks tentang arkeologi, cagar budaya, pra-sejarah dan permuseuman akan lebih mudah dipahami. Anak-anak akan mendapatkan pengalaman unik. Guru pun mendapatkan wawasan baru metode pembelajaran pra-Sejarah.”terang Andjar.

Dengan kegiatan ini dia berharap dapat meningkatkan minat generasi muda menjadi peneliti arkeologis serta penjaga dan pelestari warisan budaya.

Peserta akan mengikuti sesi prehistoric Camp selama satu malam di Kompleks Museum Klaster Bukuran. Malam harinya peserta diajak menyaksikan film tematis pra-sejarah yang diputar melalui Movie Truck serta menyaksikan sajian seni oleh komunitas Brayat Krajan Desa Manyarejo.

 

Penulis  : Mira_Diskominfo

Editor    : Yuli_Diskominfo

Berita Terbaru

Top