Tradisi Larap Slambu Simbol Penyucian Hati dan Pikiran


admin | 19 Juli 2023 | 2081

SRAGEN  -  Bagi masyarakat jawa 1 suro bertepatan dengan Tahun baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriyah umumnya diperingati oleh masyarakat jawa sebagai bulan sakral. 

Biasanya masyarakat mengisi acara festival yang telah diwariskan menjadi tradisi yang turun temurun dan tetap dilakukan hingga sekarang.

Perayaan tahun baru 1 Suro di Kabupaten Sragen khususnya di Gunung Kemukus selain melakukan ziarah di makam Pangeran Samudro  pada malam 1 Suro juga dilakukan tradisi larap slambu.

Larap slambu merupakan tradisi pencucian kelambu di makam Pangeran Samudro yang dilaksanakan di kompleks makam Pangeran Samudro, Rabu pagi (19/7/2023).

Ritual larap slambu mengandung filosofi sebagai penyucian hati dan pikiran dengan air yang didapat dari tujuh sendang atau mata air karena air merupakan sumber kehidupan manusia. 

Ketujuh mata air berasal dari sendang Ontrowulan, sendang ceper, sendang kedung uter, sendang desa pendem, sendang mojosongo,dan sendang keraton solo.

Selain didatangi oleh masyarakat sekitar, ritual larap slambu juga menarik minat sejumlah wisatawan dari luar Sragen seperti dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, dan Kalimantan serta beberapa mahasiswa yang sedang KKN dari  Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di kecamatan Tanon. 

Sebut saja Rani pengunjung asal Lampung, wanita 40 tahun ini sengaja datang bersama suaminya dan menginap disekitar gunung kemukus untuk mengikuti ritual Larap Slambu serta menyiapkan satu botol mineral kosong untuk diisi air cucian kelambu.

“Saya tahu kemukus dari Youtube dan tertarik untuk langsung datang kesini bersama suami saya. Semalam sudah ziarah di makam Pangeran Sukowati dan semalam melekan juga. Sekarang ingin lihat lebih dekat ritualnya.” tuturnya.

Ada pula Laras dan Septia asal Jawa Barat, yang berkuliah di Undip dan sedang melaksanakan KKN didesa Karangasem Tanon, mengatakan baru pertamakali mengetahui ritual Larap Slambu. 

Ia berharap acara seperti ini dapat terus dilestarikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen agar lebih massive lagi dalam mempromosikan tradisi budaya lokal.

Penanggung jawab Gunung Kemukus Suparno menyatakan jika agenda tahun ini tetap sama dengan tahun sebelumnya.

Ritual dimulai dengan pelepasan kelambu makam Pangeran Samudro oleh Bupati Sragen kemudian diserahkan kepada Camat Sumberlawang dan Camat Miri yang  diiringi puluhan pengawal berbaju kerajaan dan penari wanita pembawa uborampe.

Namun dikatakannya dalam prosesinya mengalami sedikit perbedaan seperti pengiring pembawa kelambu dibagi menjadi dua sisi yakni kiri dan kanan dengan tujuan ingin memperlihatkan budaya jawa yang lebih dekat kepada masyarakat.

Jumlah pengunjung yang antusias datang sejak tanggal 18 Juli hingga Ritual Larap Slambu disebutkannya mencapai 8000-an pengunjung. 

Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan Badan Otoritas Borobudur (BOB) terkait kalender rutin/kalender pariwisata di Jawa Tengah maka Sragen wajib memiliki acara dengan konsep dan waktu yang jelas, sehingga dapat dimasukkan dalam kalender pariwisata Jawa Tengah. 

“Baru tahun ini saya minta kepada Dispora dan ASN Kabupaten Sragen agar tahun ini mengemas Larap Slambu dengan berbeda dan lebih detil meskipun kegiatan ini akan menjadi agenda rutin tahunan. Kali ini mengerahkan seluruh ASN untuk bisa hadir supaya esensi syiarnya dapat memberikan informasi kepada masyarakat.”ungkapnya.

Dijelaskannya, bahwa kegiatan ini sebenarnya mengundang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo namun tidak dapat hadir. 

Ia berharap kegiatan ini menjadi kegiatan rutin yang spesifik sehingga meningkatkan jumlah wisatawan dan PAD Kabupaten Sragen diera New Kemukus yang baru.

“Tahun ini ditambah ada Festival hadroh untuk tingkat Kabupaten. Setiap kecamatan mengirimkan perwakilannya. Respon dan animonya sangat baik. Sehingga kami berfikir untuk bisa meneruskan ditahun depan. Jika tidak kemarau, kami juga berfikir mungkin bisa diagendakan festival perahu sehingga setiap tahun jelas kemeriahannya.^imbuh Bupati.

Selain Ritual Larap Slambu juga dilaksanakan event lain yang digelar selama dua hari mulai dari Bazaar ekonomi kreatif, Lomba Festival Band antar pelajar dan Festival Hadroh yang digelar Selasa (18/7).

Sedangkan keesokan harinya Rabu pagi hingga malam hari (19/7) digelar acara inti yakni Prosesi Larap Slambu, Kirab karnaval budaya dan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Sri Susilo Tengkleng dari Boyolali dan bintang tamu Ririn, Gareng dan Bagong.

 

Penulis  : Mira_Diskominfo

 

Editor   : Yuli_Diskominfo

 

 

Berita Terbaru

Top