Wujudkan Karang Taruna Siap Siaga, MUSPIKA Sragen Gelar Sosialisasi Pemuda Tanggap Bencana


admin | 13 September 2024 | 180

SRAGEN - Maraknya pemberitaan mengenai bencana alam di sosial media menimbulkan histeria massa yang cukup berarti. Adanya himbauan untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana alam, alih-alih memberikan efek yang positif bagi masyarakat justru membuat masyarakat kian ketakutan.

 

Untuk itu, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (MUSPIKA) Sragen menggelar Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Bencana Alam melalui Gerakan Pemuda Tanggap Bencana di Gedung IPHI Kabupaten Sragen pada Kamis (12/9/2024).

 

Acara diawali dengan Simulasi Penanggulangan Bencana Kebakaran oleh Tim Pemadam Kebaran (DAMKAR) Sragen yang disaksikan oleh 400 karang taruna, Ketua TP PKK, dan perangkat desa dari 8 desa se-Kecamatan Sragen.

 

Dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai Kewaspadaan Bencana Alam oleh Kepala Pelaksana (KELAKSA) BPBD Kabupaten Sragen, R. Triyono Putro, SH, M.Si. Kelaksa Triyono mengangkat salah satu topik yang tengah panas saat ini, yaitu Gempa Megathrust.

 

Dikatakannya dampak dari gempa megathrust adalah tsunami, kerusakan infrastruktur, dan likuefaksi atau perubahan tanah padat menjadi seperti cairan.

 

“Salah satu dampak dari Gempa Megathrust adalah likuefaksi, ini yang harus kita waspadai.” tegasnya.

 

Kendati begitu, Triyono mengungkapkan bahwa likuefaksi akibat gempa megathrust ini bukanlah prediksi atau peringatan dini. Ancaman bencana alam ini telah ada sejak lama sehingga tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan, masyarakat cukup waspada karena terjadinya bencana alam tidak ada yang tau waktu tepatnya.

 

“Yang harus kita lakukan adalah mitigasi. Langkah nyata dari kesiapsiagaan adalah melalui edukasi, sosialisasi, dan membentuk forum pengurangan resiko bencana. Jadi apa yang harus kita lakukan ketika terjadi bencana alam sudah jelas.” terangnya.

 

Ia menuturkan, informasi mengenai potensi gempa dan tsunami merupakan bentuk pencegahan resiko dari kemungkinan terburuk. Andaikata gempa megathrust terjadi di wilayah yang jauh dari Kabupaten Sragen, ada kemungkinan apabila terjadi tsunami yang besar maka sungai-sungai di Kabupaten Sragen akan meluap sehingga membanjiri kawasan di sekitarnya. Kemungkinan lainnya adalah gempa yang begitu besar getarannya terasa sampai ke Kabupaten Sragen, dapat mengakibatkan banyaknya rumah yang roboh.

 

“Walaupun gempa megathrust terjadi di wilayah yang jauh dari Kabupaten sragen, kita harus tetap waspada.” pintanya.

 

Materi disambung oleh Kepala Seksi (KASI) Pemadaman dan Penyelamatan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sragen, Anton Sujarwo, S.Sos, yang menyampaikan arahan perihal Penanggulangan Bencana Kebakaran.

 

Kasi Anton menceritakan salah satu pengalaman yang dihadapi oleh Tim Damkar Sragen pada Rabu (14/8/2024) saat terjadi kebakaran di Kecamatan Tanon.

 

Di bulan kemerdekaan tersebut, tentu saja banyak hiasan dari bambu, plastik, dan kertas di sepanjang jalan. Naasnya, warga terkadang tidak mempertimbangkan akses bagi mobil Damkar dalam membangun sebuah gapura agustusan yang sifatnya bongkar-pasang. Sehingga kendaraan Tim Damkar Sragen sempat terhambat selama 10 menit di satu titik saat menuju lokasi terjadinya kebakaran.

 

“Ada pula yang membuat gapura di portal, tapi portalnya digembok, sedangkan orang yang membawa kunci itu sedang pergi. Warga meminta kami menabrak portal, tapi tentu saja itu merugikan pihak kami karena mobil kami bisa rusak.” paparnya.

 

Usai memberikan contoh, Anton menyebutkan tugas warga ketika terjadi kebakaran. Selain melaporkan, warga diharapkan membantu Tim Damkar Sragen untuk membersihkan jalur yang akan dilewati.

 

“Semisal ada jalur yang sulit untuk dilewati, kami mohon perwakilan dari warga agar mengarahkan kami ke jalur alternatif.” himbaunya.

 

Dirinya juga menghimbau warga agar memberikan ruang bagi Tim Damkar Sragen saat menjalankan tugas memadamkan kebakaran. Ia kembali menceritakan sebuah kasus di kota lain, di mana seorang warga yang membantu petugas Damkar memegang selang turut menjadi korban ledakan yang terjadi saat proses pemadaman.

 

“Pemadaman kebakaran bukanlah kegiatan yang luar biasa, ini adalah kegiatan yang penuh resiko. Jadi sebisa mungkin ketika sedang dilakukan pemadaman kebakaran, Bapak/ Ibu berdiri di belakang kami. ” jelasnya.

 

Lebih lanjut ia menginformasikan dari awal tahun hingga bulan Agustus 2024, Tim Damkar Sragen telah melakukan 85 kegiatan pemadaman kebakaran. Tren tahun 2024 menurun dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 85 kegiatan di tahun 2020, 114 kegiatan di tahun 2021, 90 kegiatan di tahun 2022, dan kenaikan signifikan di tahun 2023 sebesar 205 kegiatan.

 

“Dari sekian banyak kegiatan pemadaman, enam puluh sampai tujuh puluh persen terjadi di non-rumah atau non-bangunan.” jabarnya.

 

Salah satu kasus kebakaran di luar rumah yang sering terjadi adalah pembakaran sampah yang ditinggal oleh pembakarnya. Seringkali warga berpikir bahwa api akan padam dengan sendirinya, padahal yang ada api justru semakin besar dan merambat. Terlebih lagi di musim kemarau, daun yang kering dapat terbakar dengan sendirinya akibat cuaca yang terlalu panas.

 

“Di wilayah Kecamatan Sragen, terakhir kami melakukan pemadaman pada 4 September 2024 di Kelurahan Karangtengah.” imbuhnya.

 

Untuk memastikan hadirin sudah mengetahui cara menghubungi Tim Damkar Sragen saat membutuhkan pertolongan, Anton meminta seluruh peserta mengeluarkan ponsel dan menyimpan nomor (0271) 891113 di ponsel mereka. Aduan juga dapat disampaikan melalui aplikasi Whatsapp ke nomor 081-324-481-113.

 

“Kami tidak hanya memadamkan api. Tugas kami meliputi evakuasi hewan masuk sawah, terjebak di sumur dan septic tank, bahkan hewan yang tidak berbahaya bagi sebagian besar orang seperti tokek pun pernah kami evakuasi agar pelapor merasa aman. Kami juga sering mengevakuasi hewan berbahaya seperti ular dan lebah.”

 

“Bencana datang tanpa permisi, datangnyapun tidak bisa ditunda.” ingatnya.

 

Sementara itu Camat Sragen, Heru Susanto, S.STP., M.Si, berharap dengan kesiapsiagaan pemuda-pemudi Sragen, bencana alam maupun non-alam yang bisa terjadi kapan saja dapat diantisipasi dan ditangani dengan tepat.

 

“Semoga rekan-rekan yang mengikuti kegiatan hari ini bisa menyampaikan pengetahuan yang sudah didapat kepada anggota karang taruna lain yang belum bisa hadir, sehingga ilmu yang kita dapatkan akan bermanfaat dan berguna ketika saatnya dibutuhnya.” ujarnya.

 

Bupati Sragen, dr. Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, yang turut hadir dalam kesempatan tersebut juga berharap agar tidak terjadi bencana di Kabupaten Sragen.

 

“Kita berdo’a bersama-sama agar Sragen tetap aman, tenteram, nyaman, serta jauh dari bala dan bencana.” harapnya.

 

 

Penulis : Rindah_DISKOMINFO

Editor : Yuli_DISKOMINFO

Berita Terbaru

Top