Fokus Transformasi Jadi Desa Maju, 21 Desa Pertama Didatangi Bupati dalam Safari Ramadan
admin | 05 Maret 2025 | 137
SRAGEN – Untuk mempererat silaturrahim antara pemimpin dengan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Sragen kembali menggelar Safari Ramadan dengan format baru yang lebih berdampak signifikan bagi masyarakat.
Tahun ini, menjadi safari Ramadan perdana dimasa kepemimpinan Bupati Sragen, Sigit Pamungkas dan Wakil Bupati, Suroto.
Jika pada safari Ramadan sebelumnya, kunjungan merata di 20 kecamatan. Namun Bupati Sigit memiliki konsep berbeda. Kunjungan difokuskan pada desa miskin yang diharapkan punya progres pertumbuhan yang pesat. Sasaran kunjungan yakni desa miskin ekstrem yang dikunjungi Bupati mendapatkan program percepatan.
Pada safari Ramadan 1446 Hijriah kali ini diawali di dua desa yang ada di wilayah Kecamatan Gesi, yakni Masjid Masjid Abdul Rahman Bin Auf, Desa Poleng dan Masjid Jamiatul Muslimin, Desa Pilangsari, Rabu (5/3/2025).
Tak hanya sekedar menjadi momen untuk menyapa warga, namun juga dilakukan penyerahan bantuan Rumah Tak Layak Huni, Al-Qur'an, dan 418 paket sembako Desa Poleng dan 314 paket di Desa Pilangsari.
Bupati menegaskan bahwa kegiatan safari Ramadan ini tidak hanya sekadar ajang bertegur sapa, tetapi juga membawa dampak positif nyata bagi warga, khususnya di wilayah tertinggal. Dalam program ini, Pemkab Sragen memfokuskan perhatian pada 21 desa miskin dari total 61 desa miskin yang ada di kabupaten tersebut.
"Kami pilih 21 desa miskin sebagai prioritas. Selama ini kita hanya bagi-bagi sembako, sekarang kita tambah dengan bantuan rumah layak huni," ujar Bupati Sigit.
Menurut Bupati Sigit, data desa-desa tersebut sudah tercatat di dinas terkait sebagai bagian dari program integratif pengembangan "Super Desa". Program ini bertujuan mengubah desa-desa miskin ekstrem menjadi desa yang "glowing" alias maju, bahkan melampaui desa-desa yang sebelumnya sudah berkembang.
"Transformasi ini kita wujudkan dengan mengintegrasikan berbagai program, seperti pembangunan jalan, penerangan, pendidikan, bantuan pendidikan, hingga dukungan untuk UMKM, yang semuanya difokuskan di 21 desa miskin pada tahun ini," jelasnya.
Bupati Sigit juga memiliki rencana jangka panjang. Dari 61 desa miskin di Sragen, pihaknya mentargetkan menangani 20 desa setiap tahun, sehingga dalam tiga tahun ke depan seluruh desa miskin dapat terselesaikan.
"Kita ikhtiarkan, kita yakin bisa. Visi Indonesia Emas 2045 dengan angka kemiskinan 0,1 persen bisa kita capai lebih cepat. Kalau kita garap dari kampung, bahkan bisa 0 persen," ungkapnya.
Lebih lanjut, Bupati Sigit menyatakan keinginannya untuk "bringing the future" ke Sragen.
"Kita ingin menghadirkan Sragen masa depan mulai hari ini, tidak perlu menunggu hingga 2045. Desa impian yang kita bayangkan untuk masa depan, kita wujudkan sekarang," lanjut Bupati.
Program ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Sragen, sekaligus menjadi model transformasi desa yang dapat dicontoh daerah lain. Dengan pendekatan terintegrasi dan fokus pada desa-desa miskin, Sragen bertekad menjadi pelopor pembangunan berbasis kampung menuju Indonesia bebas kemiskinan.
Penulis : Miyos_Diskominfo
Editor : Yuli_Diskominfo